Pondok Pesantren sebagai pusat pengajaran Ilmu Agama (Tafaqqih Fiddin) telah banyak melahirkan Pemimpin umat, Ulama, Guru-guru agama, Cendekia Muslim dan Tokoh Masyarakat, yang keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat sebagai pembimbing di dalam berkehidupan beragama, berbangsa dan bernegara.
Sesuai dengan perkembanga zaman, Pondok Pesantren juga mengalami perubahan dan pembaharuan, baik dari segi materi maupun metode pembelajaran , sedangkan tipe Pondok Pesantren pada garis besarnya ada 3 (tiga) bentuk yaitu Ponpes Salafiah yaitu Ponpes yang khusus mempelajari Ilmu-ilmu Agama (Kitab Kuning), kedua Ponpes Khalafiah yaitu Ponpes yang selain mempelajari Ilmu-ilmu Agama juga mempelajari Ilmu Pengetahuan Umum yang bersifat formal, baik jalur pendidikan umum yang berada dibawah Dinas Pendidikan seperti SD, SMP dan SMA, maupun jalur pendidikan yang berada dibawah Kementerian Agama seperti MI, MTs, dan MA. Sedangkan tipe yang ketiga adalah Ponpes yang merupakan gabungan antara Tipe Salafiah dan Khalafiah.
Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan jumlah Pondok Pesantren data akhir tahun 2010 berjumlah 27 buah Ponpes yang terdapat di 10 Kecamtan dari 11Kecamatan yang ada, yang terdiri dari 19 Ponpes Salafiah, 5 Ponpes Khalafiah, 2 Ponpes gabungan dan 1 buah Ponpes khusus Tahfizul qur’an, denga jumlah santri seluruhnya sebanyak 4.095 orang, terdiri dari 2.581 santri putra dan 1.514 santri putri. Jumlah tenaga pengajar sebanyak 562 orang yang terdiri dari 403 orang Ustadz dan 159 orang Ustadzah.
Sesuai dengan Undang-undang Nomor : 2 tahun 1989 dan Undang-undang Nomor : 20tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Kesepakatan antara Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama Nomor : 1/4/KB/2000 dan Nomor : MA/86/2000 Tentang Pondok Pesantren Salafiah sebagai salah satu pilar Pendidikan Dasar 9 Tahun yang dibiaya oleh Pemerintah Pusat melalui Dana BOS.
Pondok Pesantren Salafiah selain menyelenggarakan Wajar Dikdas 9 Tahun dan juga ada 8 buah Ponpes Salafiah menyelenggarakan Program Penyetaraan Paket C, setara dengan pendidikan Sekolah Lanjutan Atas (SMA / MA).
Dengan adanya Pendidikan Wajar Dikdas dan Penyetaraan Paket C tersebut, maka para santri Ponpes dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena Ijazahnya setara dan di akui sama denga ijazah pendidikan formal.Berikut nama nama Pondok Pesantren Se Hulu Sungai Selatan
1. PONPES PENDIDIKAN ISLAM PARIGI (PIP)
2. PONPES AL-IKHLAS
3. PONPES AL-MURADIYAH
4. PPONPES DARUL ULUM
5. PONPES AL IRSYAD .
6. PONPES TAHFIZUL QUR’AN ADDAHLANIYAH
7. PONPES MANBAUL ULUM AL BARAKATI
8. PONPES IBNU MAS’UD PUTERA
9. PONPES IRSYADUL AMIN
10. PONPES AHMAD SANI
11. PONPES BABUSSALAM
12. PONPES IBNU MAS’UD PUTERI .
13. PONPES RAUDATUL ULUM
14. PONPES IBNU SAID .
15. PONPES DARUL AMIN
16. PONPES ABDUL KARIM
17. PONPES MINHAJUL ABIDIN
18. PONPES IBNU UMAR .
19. PONPES TARBIYATUL FURQAN
20. PONPES AL-MURSYIDUL AMIN
21. PONPES AL AZHAR
22. PONPES DARUL AMAN
23. PONPES IRSYADUL AULAD
24. PONPES DARUL HIJRAH
25. PONPES DATUK AKHMAD
26. PONPES AL BALADUL AMIN
27. PONPES DALAM PAGAR
1. PONDOK PESANTREN PENDIDIKAN ISLAM PARIGI (PIP)
Desa Habirau Tengah Kec. Daha Selatan
PIMPINAN
H.BAHRAN. B, S.Pd.I
A. Sejarah Berdirinya
Pondok Pesantren Pendidikan Islam Parigi didirikan pada tahun 1964 oleh Tuan Guru H. Syamsuni A, beliau tergerak mendirikan Pondok Pesantren setelah melihat besarnya minat masyarakat sekitar Hulu Sungai untuk memperdalam Ilmu Agama Islam.
Alumni Pondok Pesantren Darussalam, Martapura ini merintis berdirinya pesantren dengan menggunakan rumah pengajiannya untuk kegiatan pengajian. Pertama kali membuka pesantren, muridnya hanya puluhan orang saja, beruntung masyarakat segera menyambut berdirinya pesantren tersebut dengan antusias.
Pesantren yang semula menggunakan rumah , kemudian berpindah kesebuah Mesjid. Penggunaaan Mesjid untuk penyelenggaraan pesantren itu sama dengan tradisi yang diwariskan oleh ulama terdahulu di daerah Hulu Sungai Selatan. Banyak santri yang menuntut ilmu agama mondok di Mushala yang terdiri dari dua lantai. Lantai atas untuk mengaji, sedangkan lantai bawah untuk mondok santri.
Begitulah kira-kira gambaran santri Pesantren Pendidikan Isalam Parigi pada awal berdirinya. Santri yang semula jumlahnya hanya puluhan, terus membludak menjadi ratusan. Sehingga masjisd tersebut tidak mampu lagi menampung jemaah. Karena itu munculah gagasan untuk membangun madrasah. Madrasah ini betul-betul terealisasi pada tahun 1965, dengan menempati beberapa rumah penduduk. Madrasah Diniyah ini merupakan cikal bakal dari Pendidikan Islam Parigi dengan lama belajar enam tahun.
Selain menyelenggarakan madrasah, pada sore harinya pesantren juga menggelar majlis taklim yang diikuti oleh masayarakat sekitar pondok. Majlis taklim ini diselenggarakan di mushala atau terkadang di rumah penduduk.
Madrasah Ibtidaiyah dan Majlis Taklim ini berjalan terus dari tahun ke tahun dan para thalabahnya/santrinya juga bertambah banyak. Pengasuh dan pengelolanya sejak awal di pegang oleh Tuan Guru H. Syamsuni A. denga di bantu oleh para guru/ustadz lainnya.
Berhasil membuka Madrasah Ibtidaiyah, Pendidikan Islam Parigi pada tahun 1966 membuka Madrasah Tsanawiyah dan dua tahun kemudian, tepatnya tahun 1968 Madrasah tersebut menjadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri.
B. Ciri Khas Pesantren
Sebagaimana Pondok Pesantren yang lain, Pesantren Islam Parigi juga berlomba untuk mengembangkan kekhususan agar memiliki keunggulan yang berbeda dengan pesantren lainnya di Kalsel.
Adapun keunggulan Pondok Pesantren ini antara lain:
a. Tempat berkumpulnya antara santri dan masyarakat sekitar melalui Majelis Taklim yang jemaahnya mencapai 5.000 orang.
b. Tempat sentral kegiatan ibadah seperti Shalat Jum’at, Shalat Id’, Peringatan Hari Besar Islam dan lain sebagainya.
c. Bergabungnya satu komplek dari beberapa tingkatan madrasah baik negeri maupun swasta.
d. Mampu memberikan honor kepada tenaga guru dan pegawai yang 50% masih belum Pegawai Negeri.
e. Koperasi pesantren mampu melayani masyarakat sekitar dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
C. Data Kependidikan
Penyelenggaraan pendidikan di pesantren ditangani oleh Yayasan Pendidikan Islam Parigi yang berdiri berdasarkan Akta Notaris Nomor 77 Tahun 1967. Adapun lembaga pendidikan yang dikelola yayasan ini antara lain:
a. Pendidkan Formal
NO | JENJANG PENDIDIKAN | KEADAAN | |
MURID | GURU | ||
1 | PAUD | 27 | 3 |
2 | TK | 85 | 3 |
3 | MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI | 385 | 28 |
4 | MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI | 389 | 28 |
5 | MADRASAH ALIYAH | 215 | 20 |
JUMLAH | 1.487 | 112 |
b. Pendidikan Non Formal
NO | JENJANG PENDIDIKAN | KEADAAN | |
SANTRI | USTADZ | ||
1 | PONDOK PESANTREN SALAFIYAH | 92 | 17 |
2 | DINIYAH ULYA | 50 | 7 |
3 | TPA | 170 | 6 |
4 | TAKHASSUS DINIYAH | 30 | 1 |
5 | PENGAJIAN KITAB | 100 | 2 |
6 | MAJELIS TAKLIM | 5000 | 1 |
JUMLAH | 5.442 | 34 |
c. Kegiatan ekstra Kurikuler
Untuk mengembangkan minat dan bakat santri, pesantren ini menyelenggarakan kegiatan Ekstra kurikuler antara lain: UKS, Kesenian, Pramuka, Kopeerasi, dan Kursus Komputer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar