Masyarakat nelayan air tawar masih relatif tradisional. Mereka mencari ikan dengan sarana transportasi jukung atau yang agak besar sedikit dan bermotor disebut klotok. Klotok disamping dipergunakan untuk mencari ikan juga dipergunakan sebagai taksi dari daerah satu ke daerah lain terutama yang belum bisa ditempuh lwat darat, bahkan dipergunakan sebagai media jual beli maka tak heran bila di Kalimantan Selatan banyak pasar terapung karena transaksi jual beli di atas kelotok.
Secara tradisional para nelayan menangkap ikan dengan berbagai jenis alat, seperti lukah yaitu perangkap ikan berbentuk kerucut dimana ikan kalau masuk tak bisa keluar karena berbentuk kerucut. Biasanya alat ini terbuat dari bambu atau masyarakat setempat menyebut paring.
Seperti di daerah lain para nelayan juga menggunakan jala untuk menangkap ikan tetapi orang Negara menyebut dengan lunta. Kalau lunta cara menggunakan dengan dilempar, ada lagi jaring yang dipasang sebagai perangkap disebut dengan renggek. Bila ukurannya kecil dan biasanya dipasang di sungai sungai kecil disebut dengan lelangit.
Budaya menangkap ikan dengan setrum dan racun sempat merambah, tapi pemerintah begitu getol memerangi dan usaha ini mulai mendapat dukungan dari masyarakat, karena mereka paham dampaknya terhadap populasi ikan ikan itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar