Dari masyarakat negara, penulis mengejar nama Negara atau Nagara untuk memenuhi hasrat keinginan tahu. Memang secara administratif saat ini lebih dikenal dengan nama Negara, lalu dari mana nama Nagara. Dari tetuha ( orang tua ) masyarakat didapat info nama sebenarnya Nagara, yang diambil dari kata Naga ada kaitannya dengan pusaran putri Junjung Buih.
Kalau ditelusur lebih lanjut berarti harus dimulai dari kisah putri Junjung Buih. Keterjebakan dengan mitos masih banyak mewarnai kisah Junjung Buih yang nama sebenarnya Tunjung Buih. Kisah kisah yang tak masuk akal tentu membumbui mitos, namun penulis mencoba mencoba yang mendekati realistis.
Putri Junjung Buih hidup dimasa setelah Mpu Jatmika seorang saudagar dari Keling. Mpu Jatmika mencari tanah kehidupan baru bersama kedua anaknya bernama Lambung Mangkurat dan Mpu Mandastana. Setelah mendapatkan wilayah yang sesuai dengan keinginannya Mpu Jatmika mendirikan kerajaan Dipa dengan ibukota Kuripan. Kata kuripan dari kata kauripan yakni dari kata urip artinya hidup jadi kauripan artinya kehidupan. Karena tidak mau menjadi raja dengan alasan Mpu Jatmika bukan dari trah (darah/keturunan) raja, maka Mpu Jatmika hanya menjabat sebagai raja sementara. Keyakinan Mpu Jatmika banyak dipengaruhi dari agama Budha Siwa, bila bukan dari keturunan raja maka akan ada bencana yang menimpanya, sebagai kutukan dari Tuhan.
Sebagai pengejawantahannya maka Mpu Jatmika membuat patung sebagai simbol raja, sekalipun roda pemerintahannya yang menjalankan tetap Mpu Jatmika. Berkat kearifannya kerajaan berkembang dengan pesat sehingga banyak wilayah yang dapat ditundukkan dibawah pimpinan Tumenggung Tatah Jiwa sebagai utusan dari Mpu Jatmika. Sehingga wilayahnya mencapai Batang Tabalong, Batang Balangan, Batang Petak, Batang Alai, Batang Amandit.
Kemakmuran negeri ini tersohor kemana mana, sehingga banyak mengundang para pedagang dari manca negara, terutama dari Johor, Cina, Aceh, Bugis, Makasar, Sumbawa, Jawa, Bali, Madura bahkan Makau.
Untuk mempertahankan keyakinannya Mpu Jatmika tidak rela kalau kedua anaknya menjadi raja bila ia mangkat. Setelah Mpu Jatmika wafat Lambung Mangkurat justru Balampah artinya bertapa untuk bersemedi mencari petunjuk dari Tuhan. Tapa brata Lambung Mangkurat dilaksanakan di subuah sungai. Dalam perjalanan tapanya itu tiba tiba air sungai membentuk pusaran yang kemudian berbuih dan bersinar lalu keluar seorang putri.Sang putri selanjutnya diberi nama Tunjung Buih dan sekarang dikenal dengan Junjung Buih.
Ada sebagian keyakinan sang putri adalah jelmaan Naga. Maka untuk mengenangnya nama tersebut dinamakan Naga dengan imbuhan ra, jadilah NAGARA..
Cerita yang lebih realistis putri Junjung Buih adalah putri Dayak yang hanyut, nantinya akan melahirkan kisah baru tentang kerajaan Banjar.
Cerita yang lebih realistis putri Junjung Buih adalah putri Dayak yang hanyut, nantinya akan melahirkan kisah baru tentang kerajaan Banjar.
ahmad hazimy (XIA)
BalasHapus-Nilai sosial : bila bukan dari keturunan raja maka akan ada bencana
-Nilai sosial : junjung buih di katakan jelmaan naga
-Nilai sosial : mereka percaya bahwa musibah yang menimpa adalah kutukan dari tuhan
-Norma sosial : tahta kerajaan harus turun temurun, apabila melanggar dapat musibah
Muhammad Noor (XIA)
BalasHapus-Nilai sosial = menurut keyakinan agama budha siwa, bila bukan dari keturunan raja maka akan ada bencana
-Norma sosial = musibah yang menimpanya adalah sebagai kutukan dari tuhan
Muhammad Taufik (XIA)
BalasHapus=>Nilai Sosial : Jika Yang Akan Menjadi Raja Bukan Dari Keturunan Raja Itu Sendiri, Maka Akan Mendatangkan MUSIBAH/BENCANA.
=>Norma Sosial : Masyarakat Meyakini Bahwa BENCANA/MUSIBAH Tersebut Merupakan KUTUKAN Dari Tuhan.
-Contoh : Akan Terjadi Banjir.
Muhammad Riswan (XIB)
BalasHapusNilai sosial = menuru agama Budha Siwa, jika sebuah kerajaan dipimpin oleh seorang raja yang bukan keturunan raja maka akan ada bencana.
Norma sosial = Bencana yang menimpa mereka merupakan kutukan dari Tuhan
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusa.b.d hakim (XI-B)
BalasHapusNilai sosial- cerita itu hanyalah mitos tapi banyak orang tua mempercayai nya, tk ada yg nama nya naga memang benar ada kerajaan negara dipa karena telah ada bukti.
.-Norma sosial : yg namanya tahtah kerajaan pasti turun temurun, dan masyarakat mempercayai sebuah mitos, jika tahta kerajaan diduduki oleh bukan keturun raja, maka kerajaan akan mendapat musibah yang diturunkan oleh tuhan......
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusArsyad (XIb)
BalasHapusNilai sosial :menurut kepercaya'an pada masa putri junjung buih bila bukan keturunan raja yg menjadi raja,mereka percaya akan
mendapatkan
bencana/musibah dari Tuhannya
Norma sosial: orang yg ingin jadi raja harus lah memiliki darah keturunan raja atau ada kaitannya dgn raja sebelumnya
ARDIANSYAH (XI-B)
BalasHapusNorma sosial : Orang yang
menjadi raja haruslah memiliki
darah keturunan raja
Nilai sosial : Orang dulu menganggap bahwa bila bukan dari
keturunan raja yang menjadi
raja,maka akan mendapat kutukan dari
Tuhan
Muhammad Nawawi (XIB)
BalasHapusNilai sosial= mereka percaya bahwa putri junjung buih adalah jelmaan naga
Nilai sosial= bencana yg menimpa adalah kutukan tuhan
Norma sosial= tahta kerajaan harus temun temurun
mawardy
BalasHapus-Nilai sosial : bila bukan dari
keturunan raja maka akan ada bencana
-Nilai sosial : junjung buih di katakan
jelmaan naga
-Nilai sosial : mereka percaya bahwa
musibah yang menimpa adalah kutukan dari tuhan
-Norma sosial : tahta kerajaan harus
turun temurun, apabila melanggar
dapat musibah
LAMSYAH (XIB)
BalasHapusNorma sosial : Raja yang memimpin harus dari anak keturunan raja
Nilai sosial : Menurut kepercayaan orang zaman dulu bahwa jika yang memimpin bukan dari keturunan yang menjadi raja maka akan akan mendapat bencana dari tuhan mereka
a.safwani
BalasHapusFrom(XIB)
nilai sosial : menurut agama budha siwa,apabila yang menggantikan raja,bukan dari keturunan raja,maka akan ada sebuah BENCANA.
norma sosial : mitos,menurut masyarakat negara,bahwa apabila yang menggantikan raja bukan dari keturunannya sendiri,maka akan kena kutukan tuhan,dan akan mendapatkan BENCANA.
by:"safwani_arians"
arianssafwani.blogspot.com
Nawawi XI-B
BalasHapusNorma sosial : kenapa orang yang ingin menjadi pemimpin pada masa dulu harus mempunyai darah keturunan sedangkan pemimpin sekarang tidak harus mempunyai darah keturunan. Apakah para pemimpin pada saat ini harus mempunyai darah keturunan.
Nilai sosial : kalau menurut saya siapa yang ingin menjadi pemimpin tidak haruslah mempunyai darah keturunan dan masalah kutukkan kutukkan pada masa dulu hanyalah mitos. Karena yang menurunkan kutukkan, bencana, musibah, dll. Karena Hanya Allah Lah yang dapat menurunkan kutukkan dan sebagainya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKHAIR FAHMI (XIA)
BalasHapusNilai sosial : Bila bukan dari
keturunan raja,akan ada bencana.
Norma sosial : mitos menurut
masyarakat apabila ada orang
yang menggantikan raja tetapi
dia bukan keturunannya sendiri
maka dia akan mendapat
kutukan tuhan,dan akan
mendapat bencana.
Arieffullah XI-A
BalasHapusnilai sosial; kerajaan yg dipimpin oleh seorang raja yg bukan keturunan raja maka dipercaya akan mendapat bencana.
norma sosial; masyarakat percaya bahwa tuhan akan mengirimkan sebuah musibah jika tahta kerajaan diduduki oleh orang yg bukan keturunan raja.
Nilai sosial : Mereka percaya bahwa yang mewarisi tahta kerajaan harus keturunan raja.
BalasHapusNorma sisia : Apabila yang mewarisi tahta kerajaan, bukan keturunan raja maka akan terjadi bencana/musibah.
NILAI SOSIAL;keyakinan Mpu jatmika banyak di pengaruhi agama budha siwa, baik bukan dari keturunan raja makaakan ada bencana yang menimpa nya sebagai kutukan dari tuhan.
BalasHapusNORMA SOSIAL;jika tahta kerajaan diduduki bukan keturunan raja akan mendapat musibah
nilai sosial;keyakinan mpu jatmika banyak dipengaruhi agama budha siwa, bila bukan dari keturunan raja akan ada bencana yang menimpaa nya sebagai kutukan dari tuhan
BalasHapusnorma sosial; jika kerajaan di duduki bukan keturunan raja maka akan mendapatkan bencana
nilai sosial:keyakinan budha siwa,beranggapan bahwa apabila suatu kerajaan dipimpin oleh orang yang bukan keturunan dari raja,akan mendapat bencana.
BalasHapusNorma sosial: Kebanyakan masyarakat,percaya bahwa kutukan bencana itu berasal dari Tuhan.
hana mahrida (XI-A)
BalasHapusNilae sosial :Menurut kepercayaan pada masa junjung buih bila seorang rajanya bukan berasal dari keturunan raja,mereka percaya bahwa akan ada bencana atau musibah yang akan melanda keraja'an.
Nilae norma :Masyarakat percaya bahwa akan mendapat musiba atau bencana bila keraja'an seorang rajanya bukan berasal dari keturunan raja.
dan orang yang ingin menjadi raja haruslah memiliki darah keturunan raja (turun-temurun)dari keluarganya.
echa nisa mengatakan...
BalasHapusNilai sosial:Bila bukan keturunan raja yang menjadi raja percaya akan timbulnya musibah.
Norma sosial : jika ada yang meyakinkan bahwa BENCANA/MUSIBAH tersebut merupakan kutukan dari TUHAN.
NILAI SOSIAL:MPU JATMIKA menjalankan aturan yang sudah ditentukan.
BalasHapusNORMA SOSIAL :apabila MPU JATMIKA melanggar / tidak menjalankan norma-norma dan aturan yang sudah ditentukan maka ia dianggap mengingkari aturan kebudayaan yang dianutnya.
NILAI SOSIA: menurut agama budha siwa seseorang harus menghargai dan menghormati aturan yang sudah ditentukan.
BalasHapusNORMA SOSIAL: apabila seseorang tidak menjalankan dan menghormati aturan yang sudah ditentukan maka ia akan mendapat musibah.
Azizah (XI B)
BalasHapus-Nilai sosial : bila bukan dari
keturunan raja maka akan ada
bencana
-Nilai sosial : junjung buih di
katakan jelmaan naga
-Norma sosial : tahta kerajaan
harus turun temurun, apabila
melanggar dapat musibah
MAYA (XI B)
BalasHapus¤NILAI sosial = menurut keyakinan agama budha siwa, bila bukan dari keturunan raja maka akan ada bencana.
¤NORMA sosial = musibah yang menimpanya adalah sebagai kutukan dari tuhan.
M.CHAIDIR NOOR (XI A)
BalasHapusNilai sosial :menurut kepercaya'an pada masa putri junjung buih bila bukan keturunan raja yg menjadi raja,mereka percaya akan
mendapatkan
bencana/musibah dari Tuhannya
Norma sosial: orang yg ingin jadi raja harus lah memiliki darah keturunan raja atau ada kaitannya dgn raja sebelumnya
Nilai sosial:menurut kepercayaannya pada masa putri junjung buih bila bukan keturunan raja yang akan mau menjadi raja,mereka percaya bahwa akan mendapatkan bencana/musibah dari tuhan
BalasHapusNorma sosial:orang yang ingin jadi raja haruslah memiliki darah keturunan raja,turun-temurun atau ada kaitannya dengan raja sebelumnya.
Norhasanah XIB
AHMAD (XIB)
BalasHapusNILAI SOSIAL: Apabila seorang rajanya bukan,berasal dari keturunan raja maka akan ada bencana atau musibah yang akan melanda kerajaan tersebut.
NORMA SOSIAL: Apabila seseorang melanggar norma yang berlaku dimasyarakat maka ia akan dikenakan sanksi oleh masyarakat sekitar.
Nilae sosial :Menurut kepercayaan pada masa junjung buih bila seorang rajanya bukan berasal dari keturunan raja,mereka percaya bahwa akan ada bencana atau musibah yang akan melanda keraja'an.
BalasHapusNilae norma :Masyarakat percaya bahwa akan mendapat musiba atau bencana bila keraja'an seorang rajanya bukan berasal dari keturunan raja.
dan orang yang ingin menjadi raja haruslah memiliki darah keturunan raja (turun-temurun)dari keluarganya.
Nilai sosial:Apabila rajanya tidak dari keturunan raja itu sendiri maka di daerah akan dapat bencana dan musibah.
BalasHapusNORMA SOSIAL: apabila seseorang tidak menjalankan dan menghormati aturan yang sudah ditentukan maka ia akan mendapat musibah.
☺☺ﻢﻴﺣﺮﻟﺍ ﻦﻤﺣﺮﻟﺍ ﻪﻠﻟﺍ ﻢﺴﺑ ☺☺
BalasHapus☺☻®RÙÐÍÄÑ$ÄH®☺☻
☺☻¶Kèla$:XIA¶☺☻
☺☻♥♥♫♫♂♀๑๑♂♀♫♫♥♥☻☺
☺☺Ñíläî $ö$ìäl☺:☺menurut
keyakinan agama budha siwa,
bila bukan dari keturunan raja
maka akan ada bencana
☺╬╬☺╬╬☺╬╬☺╬╬☺╬╬☺
☺☺ÑöRMA $Ò$ÍÄL☺:☺msyarakat mempercaya'e bahwa musibah yang menimpa
adalah kutukan dari tuhan
☺
╬╬╬╬╬╬╬╬╬╬◙║ ║◙╬╬╬╬╬╬╬╬╬╬
nilai sosial:bila bukan dari keturunan raja maka akan ada bencana yang menimpanya,sebagai kutukan dari tuhan
BalasHapusnilai sosoial yang terkandung adalah mentaati peraturan yg sudah ditetap kan
AHMAD (XI-A)
BalasHapusNorma sosial : Yang menjadi raja harus secara turun-temurun atau berketurunan raja.
Nilai sosial : Orang pada waktu itu menganggap bahwa bila bukan dari keturunan raja yang menggantikannya, maka akan mendapat bencana.
Taufik Rahman (XI-A)
BalasHapusNilai Sosial = kerajaan masih menganut agama budha siwa.
Norma sosial = bila bukan dari keturunan raja maka akan ada bencana yang menimpanya, sebagai kutukan dari tuhan.
padli rahman (XI)
BalasHapusMungkin tahayul atau kejadian-kejadian yang berbau mistik itu memang benar adanya karena alam gaib itu memang ada
dalam AL-Qur'an pun ada tentang alam gaib
rusnani kls XI-B
BalasHapusnorma sosial :org yg jadi raja hrus dr ktrunan raja
nilai sosial : bla kraja'an tdk d'pimpin bkan dri ktrunan raja mka rakyat akn d'timpa musibah
{} RAIHANAH (XI B)
BalasHapus->NILAI SOSIAL : menurut keyakinan
agama budha, bila bukan dari keturunan raja maka akan
ada bencana.
->NORMA SOSIAL : musibah yang
menimpanya adalah sebagai
kutukan dari tuhan
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNORDALINA (XI A)
BalasHapusNILAI SOSIAL : Mereka meyakini
bahwa yang harus menjadi raja
adalah keturunan RAJA.
NORMA SOSIAL : Jika yang
menjadi raja bukan keturunan
raja maka akan terjadi bencana /
kutukan dari Tuhan.
SUCI INDRAWATI [ XI-B ]
BalasHapusNilai Sosial : kerajaan masih
menganut agama budha siwa.
Norma sosial : bila bukan dari
keturunan raja maka akan ada
bencana yang menimpanya.
YATI {XI-B}
BalasHapusNILAI SOSIAL : kerajaan masih
menganut agama budha siwa.
NORMA SOSIAL : bila bukan dari
keturunan raja maka akan ada
bencana.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusputri junjung buih
BalasHapusPuteri Junjung Buih adalah seorang Raja Puteri dari Kerajaan Negara Dipa menurut Hikayat Banjar. Puteri ini berasal dari unsur etnis pribumi Kalimantan. Kerajaan-kerajaan di Kalimantan biasanya mengaku sebagai keturunan dari puteri pribumi ini. Puteri Junjung Buih merupakan anak dari Ngabehi Hileer[1] dan merupakan anak angkat Lambung Mangkurat yang diperolehnya ketika "balampah" (bahasa Banjar : bertapa) yang muncul dari dalam buih di sungai. Raja puteri ini kemudian menikah dengan Pangeran Suryanata dari Majapahit. Salah seorang anak mereka yaitu Pangeran Aria Dewangga menikah dengan Putri Kabuwaringin, puteri dari Lambung Mangkurat (unsur pendiri negeri), kemudian mereka berdualah yang menurunkan raja-raja dari Kerajaan Negara Dipa, Kerajaan Negara Daha hingga Kesultanan Banjar dan Kesultanan Kotawaringin
Menurut mitologi rakyat pesisir Kalimantan seorang raja haruslah keturunan raja puteri ini sehingga raja-raja Kalimantan mengaku sebagai keturunan Puteri Junjung Buih. Beberapa kerajaan di Kalimantan Barat juga mengaku sebagai keturunan Puteri Junjung Buih. Dalam tradisi Kerajaan Kutai, Putri Junjung Buih/Putri Junjung Buyah merupakan isteri kedua dari Aji Batara Agung Dewa Sakti Raja Kutai Kartanegara ke-1.
Menurut Drg Marthin Bayer, Puteri Junjung Buih adalah sama dengan Kameloh Putak Janjulen Karangan yang dikenal dalam masyarakat Dayak. Puteri Lela Menchanai yang berasal dari Jawa (tahun 1524), adalah permaisuri Sultan Bolkiah dari Brunei menurut legenda suku Kedayan dipercaya berasal dari buih lautan (mirip cerita Putri Junjung Buih yang keluar dari buih di sungai).
Dalam Perang Banjar, salah seorang puteri dari Panembahan Muda Aling yang bernama Saranti diberi gelar Poetri Djoendjoeng Boewih