Sabtu, 13 Agustus 2011

PUASA DI NEGARA

Aroma pesantren kental terasa bila kita masuk Negara di bulan Romadhon. Sebenarnya setengah bulan sebelum Romadhon tiba aroma itu sudah terasa, bila nisfu sa'ban atau tanggal 15 bulan sa'ban masyarakat Negara berduyun duyun ke tempat ibadah, baik masjid maupun mushalla terdekat.Setelah shalat magrib dilanjutkan dengan shalat sunnat hajat lalu membaca yaasin 3 kali. Ada juga yang ditambah dengan ceramah seputar bulan sa'ban. Satu hal keyakinan masyarakat Negara yang kuat mereka membawa air dan makanan ringan ke tempat tempat ibadah itu. Mereka yakin aura doa bersama di malam itu dapat menyatu dengan air sehingga bila airnya diminum akan membawa keberkahan sendiri, terutama untuk tolk balak.
Bila di Jawa dikenal dengan istilah megengan yaitu membagi makanan ringan ke tetangga sebagai wujut kegembiraan menyambut bulan Ramadhon, nah masyarakat Negara lebih terfokus pada acara bersih bersih rumah. Hampir setiap rumah dan pagar dibersihkan bahkan disikat sampai atap atapya.
Bila Romadhon tiba maka setiap tempat ibadah akan penuh bahkan panitia harus bekerja keras karena harus menambah tempat dadurat untuk menampung jamaah yang tidak bisa masuk ke dalam untuk melaksanakan shalat tarawih. Shalat tarawih di Negara hampir seragam tata caranya, juga jumlah rakaatnya umumnya 20 rakaat 2 rakaat salam dan ditutup dengan witir 3 rakaat yaitu 2 rakaat salam ditambah satu rakaat. Bacaannya juga seragam yaitu mulai Attakastur sampai annas rakaat keduanya al ikhlas itu bila hari pertama sampai hari ke 15, untuk hari ke 15 hingga selesai bacaannya rakaat pertama al qadr baru rakaat ke dua surat attakasur hingga annas, dengan catatan witir terakhir membaca alfatihah empat. Bila hari ke 15 dan seterusnya ditambah doa qunut. Tempat favorit untuk shalat tarawih di Negara adalah Masjid Ibrahim dan Masjid Al Ihya Habirau.
Bila shalat telah usai dilanjutkan dengan tadarus, umumnya satu malam satu jus sehingga dalam sebulan bisa khatam. Tapi ada juga yang tadarus setelah shalat subuh, bedanya kalau yang malam jamaah membaca secara bergantian, tapi bila yang habis shalat subuh biasanya guru membaca dengan micrifon diikuti para jamaah.
Bila pagi telah tiba kota menjadi sepi laksana kota mati selama bulan puasa. Aktifitas akan segera dimulai ketika menjelang pukul sepuluh pagi, perdagangan mulai bergerak dan puncaknya menjelang buka puasa yang tercentralkan di depan pelabuhan kota, terutama pedagang jajanan buka puasa.
Tahun ini masyarakat bisa sedikit tersenyum karena para petani bisa betanam lagi, setelah dua tahun mereka tidak bisa behuma (betanam di sawah) karena lahannya terendam air banjir. Buah semangka membanjir, juga blungka batu dan belewah. Kalau kita masuk Negara saat ini tentu disambut jejeran truk dan pick up pengangkut buah terutama semangka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar