Kamis, 26 Mei 2011

BAKAKAWINAN (PERKAWINAN NEGARA PART II)


Bakakawinan atau pelaksanaan upacara perkawinan adalah acara puncak dari serangkaian acara yang merupakan rangkaian proses acara perkawinan adat Negara khususnya dan adat Banjar umumnya. Sebelum menuju pelaminan mempelai wanita melakukan persiapan berupa :


Seperti umumnya adat Melayu mempelai wanita bila akan memasuki pelaminan dipingit atau tidak boleh kemana mana, ini untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan.

Pada waktu memasuki masa pingit ini dipergunakan untuk merawat diri, sehingga nantinya ketika naik pelaminan betul betul  menjadi sentral laksana seorang putri raja. Perawatan diri inilah yang disebut dengan bekasai lebih khusus disebut dengan kasai wida.

Kasai Wida  merupakan upacara perawatan diri secara tradisional yang menggunakan ramuan ramuan tradisional berupa : beras ketan, telor ayam kampung, temu lawak, temu lati atau bila tidak ada menggunakan temu giring. Semua bahan dihaluskan kemudian ditambah dengan air secukupnya. Ramuan yang telah jadi dikasaikan (dioleskan) keseluruh tubuh kecuali wajah.

Kasai Wida dilakukan dengan tujuan sebagai perawatan diri sang mempelai agar ketika bersanding terlihat cerah dan bercahaya ketika disandingkan.


Padatnya acara seremonial dan beragam baju yang harus dikenakan pengantin disamping itu kerumunan tamu yang datang, tentu membuat pengantin gerah dan mudah berkeringat. Untuk mengantisipasi keringat yang dapat mengganggu resepsi nantinya apakah akan membuat baju pengantin basah atau tata rias yang bisa luntur, maka dilakukan dengan cara batimung.

Batimung adalah semacam mandi uap (tsauna ) namun menggunakan ramuan ramuan tradisional sehingga aroma keringat yang kurang sedap bisa menjadi wangi. Ramuan ramuan yang digunakan biasanya berupa : kembang, serai, dan pandan.

Caranya adalah dengan memasukkan semua bahan dalam sebuah panci yang besar.. Semua bahan ditambah dengan air mendidih lalu diletakkan dibawah kursi yang tempat dudukannya berlobang lobang. Jarak antara panci dan kursi kurang lebih sati meter.  Sang calon didudukkan dikursi agar mendapat penguapan dari bawah dengan diselimuti beberapa kain tebal, kalau orang bahari (dahulu) dengan menggunakan tikar purun ( tikar yang terbuat dari purun).


Bapapai  adalah upacara yang dilaksanakan sebagai proses peralihan antara masa remaja dengan masa dewasa dan juga diyakini sebagai penghalat atau penangkal dari perbuatan perbuatan jahat. Upacara ini dilakukan pada waktu sore hari atau malam hari. Upacara ini dilaksanakan tiga atau dua hari sebelum upacara perkawinan.


Upacara ini merupakan penobatan calon pengantin untuk memasuki gerbang perkawinan. Pemilihan hari dan tanggal perkawinan disesuaikan dengan bulan arab atau bulan hijriyah yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar