Kamis, 27 Oktober 2011

6. PONDOK PESANTREN TAHFIZHUL QURAN AD DAHLANIYAH Desa Tambak Bitin Kec Daha Utara

PIMPINAN
KH. M. ABDUL MUJIB

A. Sejarah berdirinya
Kota Negara zaman Belanda adalah sebuah kewedanaan dan sekarang termasuk dalam wilayah kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Kota Negara yang disebut juga Daha merupakan kota tertua di Kalimantan Selatan, bahkan lebih tua dari Banjarmasin. Wilayah Daha yang terkenal dengan sungainya yang memanjang dari Amuntai hingga Barito Kuala ini sekarang terbagi dalam tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Daha Selatan, Daha Utara dan Daha Barat.
Kota Negara dahulunya dikenal sebagai lumbung ulama. Masyarakat Kalsel dari kalangan cendekiawan belum merasa puas bila belum pernah belajar Kitab Kuning dengan metode kaji duduk ke ulama di Negara.
Tokoh-tokoh ulama Negara memang bukanlah sekadar dikenal kepakaran dalam keilmuan tetapi masyarakatnya pun amat mendukung dengan mengamalkan segala petunjuk dan nasihat para ulama. Tak heran, ketika seorang guru besar di masjidil Haram Makkah pernah berkunjung ke Negara, dia terheran-heran dengan cara berpakaian orang Negara yang teramat Islami terutama kalangan perempuan yang selalu menutup aurat. Secara spontan syekh besar tersebut berucap, bahwa kota Negara adalah Serambi Makkah.
Pengamalan ajaran Islam oleh masyarakat Negara tidak terlepas dari peran para ulama yang semuanya adalah alumni Makkah. Mereka gigih mengajarkan Ilmu-ilmu Agama di langgar-langgar dekat rumahnya sehingga dikenal ada langgar Tuan Guru Haji Mukhtar, langgar Tuan Guru Haji Ali, langgar Tuan Guru H. Muhammad  Yasin dan banyak langgar lainnya. Masing-masing ulama memiliki kelebihan tersendiri. Ada yang menonjol di bidang Ilmu falak, ada pula yang menonjol di bidang Ilmu Nahwu dan di antaranya juga ada yang menonjol di bidang Qiraatul Qur’an seperti Tuan Guru Haji Muhammad Yusuf di Pakan Dalam.
Sayang sekali, nuansa keilmuan di kota Negara saat ini sudah menurun jauh dibanding di permulaan abad kedua puluh ketika ulama Negara bertebaran bagai bintang di langit. Kehadiran Ponpes Tahfizhul Qur’an Ad Dahlaniyah yang mengkhususkan diri pada Bidang Tahfizh, diharapkan dapat membuka kesadaran masyarakat Daha untuk perlunya regenerasi keilmuan, paling tidak dapat menekan pengaruh negatif akibat masuknya arus globalisasi

B.   Visi dan misi
Ponpes TQ Ad Dahlaniyah, memiliki visi :
Menjadikan masyarakat Daha cinta Alquran, mengamalkan ajarannya dan mengembalikan nuansa keagamaan tumbuh kembali di masyarakat Daha seperti masa permulaan abad XX.

Adapun misi yang dikembangkan, antara lain:
  1. Mendorong keluarga di kalangan masyarakat Daha untuk belajar menghafal Alquran
  2. Menyelenggarakan pendidikan yang mengkhususkan diri pada menghafal Alquran.
  3. Menyelenggakan kajian-kajian Alquran
  4. Menyelenggarakan dan mendorong tumbuh dan berkembangnya TK Alquran di masyarakat

C.     Sistem dan Jenjang Pendidikan
Di Ponpes TQ Alquran Ad Dahlaniyah tidak diselenggarakan Wajar Dikdas 9 tahun maupun paket C. Walau demikian, santri diperkenankan sambil belajar atau mengikuti paket C pada pondok lain yang menyelenggarakan paket C.
Di pondok sini siswa yang belajar hanya khusus menghafal Alquran dan tidak ada penjenjangan. Input santri juga beragam, ada yang dari tamat SD/MI hingga yang sudah tamat SLTA. Para santri hanya dikelompokkan pada seberapa banyak sudah menghafal Alquran.
D.   Data Kependidikan
NO
SANTRI
USTADZ
L
P
1
73
7
8
JUMLAH
80
8

E.   Sarana dan Prasarana
Di Ponpes TQ Ad Dahlaniyah tidak mengenal adanya ruang kelas. Di sini yang tersedia hanya ruang tempat tidur, WC dan  Ruang Utama yang berfungsi sebagai aula dan sekaligus sebagai tempat pembelajaran (setor hafalan) dan berbagai kegiatan lainnya. Di ruang utama ini pada siang dan sore hari diselenggarakan pendidikan TK Alquran. 
Di pondok ini juga tersedia sebuah ruangan yang menyimpan banyak buku-buku keagamaan. Santri setiap saat bisa memanfaatkan waktu untuk membacanya. Di depan pondok ini terdapat sebuah mushalla yang cukup megah, dimanfaatkan untuk santri shalat berjamaah lima waktu bersama-sama dengan masyarakat sekitarnya.




F.    Bidang Usaha dan Sumber Keuangan
Sumber pendapatan pondok dari sumbangan para donator, baik yang ada di wilayah Daha dan sekitarnya, maupun dari Makkah, Saudi Arabia, dari keluarga Ad Dahlaniyyah yang merupakan pendiri/pewakaf tanah Ponpes Ad Dahlaniyah.
Di pondok ini juga tersedia warung yang menjual keperluan sehari-hari, untuk keperluan santri maupun masyarakat sekitar. Selain itu, juga ada menyewakan beberapa rumah sewa yang terletak di Landasan Ulin Banjarbaru.
Di pondok ini juga menerima bantuan dari berbagai pihak selama tidak mengikat, termasuk bantuan dari Pemerintah Daerah baik dari Kabupaten, Provinsi maupun Pusat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar