Rabu, 20 April 2011

Putri Junjung Buih dan Negara

Dari masyarakat negara, penulis mengejar nama Negara atau Nagara untuk memenuhi hasrat keinginan tahu. Memang secara administratif saat ini lebih dikenal dengan nama Negara, lalu dari mana nama Nagara. Dari tetuha ( orang tua ) masyarakat didapat info nama sebenarnya Nagara, yang diambil dari kata Naga ada kaitannya dengan pusaran putri Junjung Buih.
Kalau ditelusur lebih lanjut berarti harus dimulai dari kisah putri Junjung Buih.  Keterjebakan dengan mitos masih banyak mewarnai kisah Junjung Buih yang nama sebenarnya Tunjung Buih. Kisah kisah yang tak masuk akal tentu membumbui mitos, namun penulis mencoba mencoba yang mendekati realistis.
Putri Junjung Buih hidup dimasa setelah Mpu Jatmika seorang saudagar dari Keling. Mpu Jatmika mencari tanah kehidupan baru bersama kedua anaknya bernama Lambung Mangkurat dan Mpu Mandastana. Setelah mendapatkan wilayah yang sesuai dengan keinginannya Mpu Jatmika mendirikan kerajaan Dipa dengan ibukota Kuripan. Kata kuripan dari kata kauripan yakni dari kata urip artinya hidup jadi kauripan artinya kehidupan. Karena tidak mau menjadi raja dengan alasan Mpu Jatmika bukan dari trah (darah/keturunan) raja, maka Mpu Jatmika hanya menjabat sebagai raja sementara. Keyakinan Mpu Jatmika banyak dipengaruhi dari agama Budha Siwa, bila bukan dari keturunan  raja maka akan ada bencana yang menimpanya, sebagai kutukan dari Tuhan.
Sebagai pengejawantahannya maka Mpu Jatmika membuat patung sebagai simbol raja, sekalipun roda pemerintahannya yang menjalankan tetap Mpu Jatmika. Berkat kearifannya kerajaan berkembang dengan pesat sehingga banyak wilayah yang dapat ditundukkan dibawah pimpinan Tumenggung Tatah Jiwa sebagai utusan dari Mpu Jatmika. Sehingga wilayahnya mencapai Batang Tabalong, Batang Balangan, Batang Petak, Batang Alai, Batang Amandit.
Kemakmuran negeri ini tersohor kemana mana, sehingga banyak mengundang para pedagang dari manca negara, terutama dari Johor, Cina, Aceh, Bugis, Makasar, Sumbawa, Jawa, Bali, Madura bahkan Makau.
Untuk mempertahankan keyakinannya Mpu Jatmika tidak rela kalau kedua anaknya menjadi raja bila ia mangkat. Setelah Mpu Jatmika wafat Lambung Mangkurat justru Balampah artinya bertapa untuk bersemedi mencari petunjuk dari Tuhan. Tapa brata Lambung Mangkurat dilaksanakan di subuah sungai. Dalam perjalanan tapanya itu tiba tiba air sungai membentuk pusaran yang kemudian berbuih dan bersinar lalu keluar seorang putri.Sang putri selanjutnya diberi nama Tunjung Buih dan sekarang dikenal dengan Junjung Buih.
Ada sebagian keyakinan sang putri adalah jelmaan Naga. Maka untuk mengenangnya nama tersebut dinamakan Naga dengan imbuhan ra, jadilah NAGARA..
Cerita yang lebih realistis putri Junjung Buih adalah putri Dayak yang hanyut, nantinya akan melahirkan kisah baru tentang kerajaan Banjar.

45 komentar:

  1. ahmad hazimy (XIA)

    -Nilai sosial : bila bukan dari keturunan raja maka akan ada bencana
    -Nilai sosial : junjung buih di katakan jelmaan naga
    -Nilai sosial : mereka percaya bahwa musibah yang menimpa adalah kutukan dari tuhan
    -Norma sosial : tahta kerajaan harus turun temurun, apabila melanggar dapat musibah

    BalasHapus
  2. Muhammad Noor (XIA)

    -Nilai sosial = menurut keyakinan agama budha siwa, bila bukan dari keturunan raja maka akan ada bencana
    -Norma sosial = musibah yang menimpanya adalah sebagai kutukan dari tuhan

    BalasHapus
  3. Muhammad Taufik (XIA)


    =>Nilai Sosial : Jika Yang Akan Menjadi Raja Bukan Dari Keturunan Raja Itu Sendiri, Maka Akan Mendatangkan MUSIBAH/BENCANA.


    =>Norma Sosial : Masyarakat Meyakini Bahwa BENCANA/MUSIBAH Tersebut Merupakan KUTUKAN Dari Tuhan.
    -Contoh : Akan Terjadi Banjir.

    BalasHapus
  4. Muhammad Riswan (XIB)

    Nilai sosial = menuru agama Budha Siwa, jika sebuah kerajaan dipimpin oleh seorang raja yang bukan keturunan raja maka akan ada bencana.

    Norma sosial = Bencana yang menimpa mereka merupakan kutukan dari Tuhan

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. a.b.d hakim (XI-B)
    Nilai sosial- cerita itu hanyalah mitos tapi banyak orang tua mempercayai nya, tk ada yg nama nya naga memang benar ada kerajaan negara dipa karena telah ada bukti.
    .-Norma sosial : yg namanya tahtah kerajaan pasti turun temurun, dan masyarakat mempercayai sebuah mitos, jika tahta kerajaan diduduki oleh bukan keturun raja, maka kerajaan akan mendapat musibah yang diturunkan oleh tuhan......

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. Arsyad (XIb)

    Nilai sosial :menurut kepercaya'an pada masa putri junjung buih bila bukan keturunan raja yg menjadi raja,mereka percaya akan
    mendapatkan
    bencana/musibah dari Tuhannya

    Norma sosial: orang yg ingin jadi raja harus lah memiliki darah keturunan raja atau ada kaitannya dgn raja sebelumnya

    BalasHapus
  9. ARDIANSYAH (XI-B)

    Norma sosial : Orang yang
    menjadi raja haruslah memiliki
    darah keturunan raja
    Nilai sosial : Orang dulu menganggap bahwa bila bukan dari
    keturunan raja yang menjadi
    raja,maka akan mendapat kutukan dari
    Tuhan

    BalasHapus
  10. Muhammad Nawawi (XIB)

    Nilai sosial= mereka percaya bahwa putri junjung buih adalah jelmaan naga
    Nilai sosial= bencana yg menimpa adalah kutukan tuhan
    Norma sosial= tahta kerajaan harus temun temurun

    BalasHapus
  11. mawardy
    -Nilai sosial : bila bukan dari
    keturunan raja maka akan ada bencana
    -Nilai sosial : junjung buih di katakan
    jelmaan naga
    -Nilai sosial : mereka percaya bahwa
    musibah yang menimpa adalah kutukan dari tuhan
    -Norma sosial : tahta kerajaan harus
    turun temurun, apabila melanggar
    dapat musibah

    BalasHapus
  12. LAMSYAH (XIB)

    Norma sosial : Raja yang memimpin harus dari anak keturunan raja

    Nilai sosial : Menurut kepercayaan orang zaman dulu bahwa jika yang memimpin bukan dari keturunan yang menjadi raja maka akan akan mendapat bencana dari tuhan mereka

    BalasHapus
  13. a.safwani
    From(XIB)



    nilai sosial : menurut agama budha siwa,apabila yang menggantikan raja,bukan dari keturunan raja,maka akan ada sebuah BENCANA.


    norma sosial : mitos,menurut masyarakat negara,bahwa apabila yang menggantikan raja bukan dari keturunannya sendiri,maka akan kena kutukan tuhan,dan akan mendapatkan BENCANA.


    by:"safwani_arians"
    arianssafwani.blogspot.com

    BalasHapus
  14. Nawawi XI-B
    Norma sosial : kenapa orang yang ingin menjadi pemimpin pada masa dulu harus mempunyai darah keturunan sedangkan pemimpin sekarang tidak harus mempunyai darah keturunan. Apakah para pemimpin pada saat ini harus mempunyai darah keturunan.

    Nilai sosial : kalau menurut saya siapa yang ingin menjadi pemimpin tidak haruslah mempunyai darah keturunan dan masalah kutukkan kutukkan pada masa dulu hanyalah mitos. Karena yang menurunkan kutukkan, bencana, musibah, dll. Karena Hanya Allah Lah yang dapat menurunkan kutukkan dan sebagainya.

    BalasHapus
  15. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  16. KHAIR FAHMI (XIA)

    Nilai sosial : Bila bukan dari
    keturunan raja,akan ada bencana.

    Norma sosial : mitos menurut
    masyarakat apabila ada orang
    yang menggantikan raja tetapi
    dia bukan keturunannya sendiri
    maka dia akan mendapat
    kutukan tuhan,dan akan
    mendapat bencana.

    BalasHapus
  17. Arieffullah XI-A


    nilai sosial; kerajaan yg dipimpin oleh seorang raja yg bukan keturunan raja maka dipercaya akan mendapat bencana.

    norma sosial; masyarakat percaya bahwa tuhan akan mengirimkan sebuah musibah jika tahta kerajaan diduduki oleh orang yg bukan keturunan raja.

    BalasHapus
  18. Nilai sosial : Mereka percaya bahwa yang mewarisi tahta kerajaan harus keturunan raja.

    Norma sisia : Apabila yang mewarisi tahta kerajaan, bukan keturunan raja maka akan terjadi bencana/musibah.

    BalasHapus
  19. NILAI SOSIAL;keyakinan Mpu jatmika banyak di pengaruhi agama budha siwa, baik bukan dari keturunan raja makaakan ada bencana yang menimpa nya sebagai kutukan dari tuhan.

    NORMA SOSIAL;jika tahta kerajaan diduduki bukan keturunan raja akan mendapat musibah

    BalasHapus
  20. nilai sosial;keyakinan mpu jatmika banyak dipengaruhi agama budha siwa, bila bukan dari keturunan raja akan ada bencana yang menimpaa nya sebagai kutukan dari tuhan

    norma sosial; jika kerajaan di duduki bukan keturunan raja maka akan mendapatkan bencana

    BalasHapus
  21. nilai sosial:keyakinan budha siwa,beranggapan bahwa apabila suatu kerajaan dipimpin oleh orang yang bukan keturunan dari raja,akan mendapat bencana.

    Norma sosial: Kebanyakan masyarakat,percaya bahwa kutukan bencana itu berasal dari Tuhan.

    BalasHapus
  22. hana mahrida (XI-A)

    Nilae sosial :Menurut kepercayaan pada masa junjung buih bila seorang rajanya bukan berasal dari keturunan raja,mereka percaya bahwa akan ada bencana atau musibah yang akan melanda keraja'an.

    Nilae norma :Masyarakat percaya bahwa akan mendapat musiba atau bencana bila keraja'an seorang rajanya bukan berasal dari keturunan raja.
    dan orang yang ingin menjadi raja haruslah memiliki darah keturunan raja (turun-temurun)dari keluarganya.

    BalasHapus
  23. echa nisa mengatakan...

    Nilai sosial:Bila bukan keturunan raja yang menjadi raja percaya akan timbulnya musibah.

    Norma sosial : jika ada yang meyakinkan bahwa BENCANA/MUSIBAH tersebut merupakan kutukan dari TUHAN.

    BalasHapus
  24. NILAI SOSIAL:MPU JATMIKA menjalankan aturan yang sudah ditentukan.
    NORMA SOSIAL :apabila MPU JATMIKA melanggar / tidak menjalankan norma-norma dan aturan yang sudah ditentukan maka ia dianggap mengingkari aturan kebudayaan yang dianutnya.

    BalasHapus
  25. NILAI SOSIA: menurut agama budha siwa seseorang harus menghargai dan menghormati aturan yang sudah ditentukan.
    NORMA SOSIAL: apabila seseorang tidak menjalankan dan menghormati aturan yang sudah ditentukan maka ia akan mendapat musibah.

    BalasHapus
  26. Azizah (XI B)

    -Nilai sosial : bila bukan dari
    keturunan raja maka akan ada
    bencana
    -Nilai sosial : junjung buih di
    katakan jelmaan naga


    -Norma sosial : tahta kerajaan
    harus turun temurun, apabila
    melanggar dapat musibah

    BalasHapus
  27. MAYA (XI B)


    ¤NILAI sosial = menurut keyakinan agama budha siwa, bila bukan dari keturunan raja maka akan ada bencana.

    ¤NORMA sosial = musibah yang menimpanya adalah sebagai kutukan dari tuhan.

    BalasHapus
  28. M.CHAIDIR NOOR (XI A)

    Nilai sosial :menurut kepercaya'an pada masa putri junjung buih bila bukan keturunan raja yg menjadi raja,mereka percaya akan
    mendapatkan
    bencana/musibah dari Tuhannya

    Norma sosial: orang yg ingin jadi raja harus lah memiliki darah keturunan raja atau ada kaitannya dgn raja sebelumnya

    BalasHapus
  29. Nilai sosial:menurut kepercayaannya pada masa putri junjung buih bila bukan keturunan raja yang akan mau menjadi raja,mereka percaya bahwa akan mendapatkan bencana/musibah dari tuhan

    Norma sosial:orang yang ingin jadi raja haruslah memiliki darah keturunan raja,turun-temurun atau ada kaitannya dengan raja sebelumnya.

    Norhasanah XIB

    BalasHapus
  30. AHMAD (XIB)

    NILAI SOSIAL: Apabila seorang rajanya bukan,berasal dari keturunan raja maka akan ada bencana atau musibah yang akan melanda kerajaan tersebut.

    NORMA SOSIAL: Apabila seseorang melanggar norma yang berlaku dimasyarakat maka ia akan dikenakan sanksi oleh masyarakat sekitar.

    BalasHapus
  31. Nilae sosial :Menurut kepercayaan pada masa junjung buih bila seorang rajanya bukan berasal dari keturunan raja,mereka percaya bahwa akan ada bencana atau musibah yang akan melanda keraja'an.

    Nilae norma :Masyarakat percaya bahwa akan mendapat musiba atau bencana bila keraja'an seorang rajanya bukan berasal dari keturunan raja.
    dan orang yang ingin menjadi raja haruslah memiliki darah keturunan raja (turun-temurun)dari keluarganya.

    BalasHapus
  32. Nilai sosial:Apabila rajanya tidak dari keturunan raja itu sendiri maka di daerah akan dapat bencana dan musibah.

    NORMA SOSIAL: apabila seseorang tidak menjalankan dan menghormati aturan yang sudah ditentukan maka ia akan mendapat musibah.

    BalasHapus
  33. ☺☺ﻢﻴﺣﺮﻟﺍ ﻦﻤﺣﺮﻟﺍ ﻪﻠﻟﺍ ﻢﺴﺑ ☺☺
    ☺☻®RÙÐÍÄÑ$ÄH®☺☻
    ☺☻¶Kèla$:XIA¶☺☻

    ☺☻♥♥♫♫♂♀๑๑♂♀♫♫♥♥☻☺

    ☺☺Ñíläî $ö$ìäl☺:☺menurut
    keyakinan agama budha siwa,
    bila bukan dari keturunan raja
    maka akan ada bencana

    ☺╬╬☺╬╬☺╬╬☺╬╬☺╬╬☺

    ☺☺ÑöRMA $Ò$ÍÄL☺:☺msyarakat mempercaya'e bahwa musibah yang menimpa
    adalah kutukan dari tuhan


    ╬╬╬╬╬╬╬╬╬╬◙║ ║◙╬╬╬╬╬╬╬╬╬╬

    BalasHapus
  34. nilai sosial:bila bukan dari keturunan raja maka akan ada bencana yang menimpanya,sebagai kutukan dari tuhan
    nilai sosoial yang terkandung adalah mentaati peraturan yg sudah ditetap kan

    BalasHapus
  35. AHMAD (XI-A)

    Norma sosial : Yang menjadi raja harus secara turun-temurun atau berketurunan raja.
    Nilai sosial : Orang pada waktu itu menganggap bahwa bila bukan dari keturunan raja yang menggantikannya, maka akan mendapat bencana.

    BalasHapus
  36. Taufik Rahman (XI-A)

    Nilai Sosial = kerajaan masih menganut agama budha siwa.

    Norma sosial = bila bukan dari keturunan raja maka akan ada bencana yang menimpanya, sebagai kutukan dari tuhan.

    BalasHapus
  37. padli rahman (XI)

    Mungkin tahayul atau kejadian-kejadian yang berbau mistik itu memang benar adanya karena alam gaib itu memang ada
    dalam AL-Qur'an pun ada tentang alam gaib

    BalasHapus
  38. rusnani kls XI-B

    norma sosial :org yg jadi raja hrus dr ktrunan raja

    nilai sosial : bla kraja'an tdk d'pimpin bkan dri ktrunan raja mka rakyat akn d'timpa musibah

    BalasHapus
  39. {} RAIHANAH (XI B)

    ->NILAI SOSIAL : menurut keyakinan
    agama budha, bila bukan dari keturunan raja maka akan
    ada bencana.

    ->NORMA SOSIAL : musibah yang
    menimpanya adalah sebagai
    kutukan dari tuhan

    BalasHapus
  40. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  41. NORDALINA (XI A)


    NILAI SOSIAL : Mereka meyakini
    bahwa yang harus menjadi raja
    adalah keturunan RAJA.

    NORMA SOSIAL : Jika yang
    menjadi raja bukan keturunan
    raja maka akan terjadi bencana /
    kutukan dari Tuhan.

    BalasHapus
  42. SUCI INDRAWATI [ XI-B ]

    Nilai Sosial : kerajaan masih
    menganut agama budha siwa.

    Norma sosial : bila bukan dari
    keturunan raja maka akan ada
    bencana yang menimpanya.

    BalasHapus
  43. YATI {XI-B}


    NILAI SOSIAL : kerajaan masih
    menganut agama budha siwa.


    NORMA SOSIAL : bila bukan dari
    keturunan raja maka akan ada
    bencana.

    BalasHapus
  44. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  45. putri junjung buih
    Puteri Junjung Buih adalah seorang Raja Puteri dari Kerajaan Negara Dipa menurut Hikayat Banjar. Puteri ini berasal dari unsur etnis pribumi Kalimantan. Kerajaan-kerajaan di Kalimantan biasanya mengaku sebagai keturunan dari puteri pribumi ini. Puteri Junjung Buih merupakan anak dari Ngabehi Hileer[1] dan merupakan anak angkat Lambung Mangkurat yang diperolehnya ketika "balampah" (bahasa Banjar : bertapa) yang muncul dari dalam buih di sungai. Raja puteri ini kemudian menikah dengan Pangeran Suryanata dari Majapahit. Salah seorang anak mereka yaitu Pangeran Aria Dewangga menikah dengan Putri Kabuwaringin, puteri dari Lambung Mangkurat (unsur pendiri negeri), kemudian mereka berdualah yang menurunkan raja-raja dari Kerajaan Negara Dipa, Kerajaan Negara Daha hingga Kesultanan Banjar dan Kesultanan Kotawaringin


    Menurut mitologi rakyat pesisir Kalimantan seorang raja haruslah keturunan raja puteri ini sehingga raja-raja Kalimantan mengaku sebagai keturunan Puteri Junjung Buih. Beberapa kerajaan di Kalimantan Barat juga mengaku sebagai keturunan Puteri Junjung Buih. Dalam tradisi Kerajaan Kutai, Putri Junjung Buih/Putri Junjung Buyah merupakan isteri kedua dari Aji Batara Agung Dewa Sakti Raja Kutai Kartanegara ke-1.

    Menurut Drg Marthin Bayer, Puteri Junjung Buih adalah sama dengan Kameloh Putak Janjulen Karangan yang dikenal dalam masyarakat Dayak. Puteri Lela Menchanai yang berasal dari Jawa (tahun 1524), adalah permaisuri Sultan Bolkiah dari Brunei menurut legenda suku Kedayan dipercaya berasal dari buih lautan (mirip cerita Putri Junjung Buih yang keluar dari buih di sungai).

    Dalam Perang Banjar, salah seorang puteri dari Panembahan Muda Aling yang bernama Saranti diberi gelar Poetri Djoendjoeng Boewih

    BalasHapus